Minggu, 26 Oktober 2014

Karya Ilmiah SANGIRAN



karya tulis ilmiah sangiran

TUGAS KARYA ILMIAH

“SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA”

O
L
E
H

  Yosua Tanlain



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG................................................................................................................ 1
B.     RUMUSAN MASALAH........................................................................................................... 2
C.     TUJUAN..................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
BAB III PENUTUP
   KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 5




KATA PENGANTAR

          Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan salawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun kita ke arah yang benar, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA. Terima kasih kepada bapak/ibu guru yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah ini, dan ibu dan bapak dirumah yang memfasilitasi dan memberikan doanya untuk kelancaran penulisan ini, dan teman-teman sekalian yang membantu.
          Dalam penyusunan karya tulis ini mungkin terdapat banyak kesalahan, maka saran dan kritikan dibutuhkan untuk bias memperbaiki kesalahan dalam penulisan karya tulis ini.




 


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
          Sangiran merupakan lahan perbukitan tandus yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Sangiran adalah situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso. Luas situs Sangiran mencapai 56 km2 , lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Dilokasi Sangiran ini pula ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus untuk pertama kalinya oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koeningswald.
          Koleksi yang tersimpan di museum Sangiran mencapai 13.806 yang tersimpan pada dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang pameran dan 10.875 di dialam ruang penyimpanan. Bahkan banyak orang asing yang menggunakan kawasan Sangiran sebagai pusat laboratorium penelitian manusia purba. Museum Sangiran menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Geologi, Paleoanthropologi. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas Sangiran Laboratorium Manusia Purba







B. Rumusan masalah
          Berdasarkan uraian diatas, masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
          1. Bagaiman sejarah situs Sangiran ?
          2. Apa saja jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran ?
          3. Mengapa Sangiran dijadikan laboratorium penelitian manusia purba ?



C. Tujuan
     Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah dirumuskan tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejarah situs Sangiran.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran.
    3. Untuk mengetahui alasan Sangiran dijadikan labratorium penelitian manusia purba.




BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah situs Sangiran
          Akhir abad ke-19, Eugene Dubois pernah melakukan penelitian di Sangiran, namun tidak terlalu intensif, kemudian ia memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area Sangiran, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang raksasa") oleh warga.  Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran.
B. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran
1. Megantropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus  berasal dari kata Megan = besar, Anthropus = manusia , Paleo = tua , Javanicus = dari Jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Megantropus paleojavanicus adalah Manusia tertua berbadan besar yang berasal dari Jawa. Ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Von koenigswald di Daerah Sangiran, Jawa tengah antara 1936-1941 pada lapisan bawah (Plestosen bawah ) dan diperkirakan hidup 1-2 juta tahun yang lalu.
ciri-cirinya :
  • paket sangiran.jpgMemiliki tulang pipi yang tebal
  • Memiliki otot kunyah yang kuat
  • Memiliki tonjolan kening yang mencolok 
  • Memiliki tonjolan belakang yang tajam
  • Tidak memiliki dagu
  • Memiliki perawakan yang tegap
2.Pithecanthropus soloensis
model_of_head_of_java_man_pithecanthropus_erectus_e438061.jpgDitemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.

         
         
         
3. Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).

C. Sangiran sebagai laboratorium penelitian manusia purba
          Sangiran dijadikan laboratorium penelitian manusia purba dikarenakan banyak penemuan manusia purba jenis Pithecantropus Erectus, dan ditemukan fosil peninggalan manusia purba  dari 2,4 juta tahun silam. Tak hanya fosil manusia, tapi juga fosil berbagai binatang, alat produksi yang digunakan dan sebagainya. Hal ini berbeda dengan situs-situs manusi purba di Cina seperti Zhudian, Yuanmo dan Longhupa yang hanya menyajikan peninggalan purba kurang dari dua juta tahun. dan oleh karena itu didirikan museum purbakala Sangiran, Sangiran telah diakui oleh dunia sebagai situs penelitian manusia purba terlengkap oleh UNESCO. Tidak menutup kemungkinan Sangiran masih mengubur fosil-fosil manusia, itulah sebab Sangiran dijadikan laboratorium penelitian manusia purba.
                                                                       
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.      Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia. Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
2.      Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia).

SARAN
Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus tetap menjaga penemuan-penemuan purbakala baik yang berada di daerah kita maupun di daerah lain.