karya tulis ilmiah sangiran
TUGAS KARYA ILMIAH
“SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA”
O
L
E
H
Yosua Tanlain
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN
MASALAH........................................................................................................... 2
C. TUJUAN..................................................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................. 3
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 5
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis ini. Salam dan salawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun kita ke arah yang benar, sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis yang berjudul SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA. Terima kasih
kepada bapak/ibu guru yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan karya
tulis ilmiah ini, dan ibu dan bapak dirumah yang memfasilitasi dan memberikan
doanya untuk kelancaran penulisan ini, dan teman-teman sekalian yang membantu.
Dalam penyusunan karya tulis ini mungkin terdapat banyak kesalahan, maka
saran dan kritikan dibutuhkan untuk bias memperbaiki kesalahan dalam penulisan
karya tulis ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sangiran merupakan lahan
perbukitan tandus yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Sangiran adalah
situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran pertama kali
ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil
vertebrata dari Kalioso. Luas situs Sangiran mencapai 56 km2 ,
lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan
petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Dilokasi
Sangiran ini pula ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus untuk
pertama kalinya oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koeningswald.
Koleksi yang tersimpan di
museum Sangiran mencapai 13.806 yang tersimpan pada dua tempat yaitu 2.931
tersimpan di ruang pameran dan 10.875 di dialam ruang penyimpanan. Bahkan
banyak orang asing yang menggunakan kawasan Sangiran sebagai pusat laboratorium
penelitian manusia purba. Museum Sangiran menyumbang perkembangan ilmu
pengetahuan seperti Antropologi, Geologi, Paleoanthropologi. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas Sangiran Laboratorium Manusia Purba
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas,
masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaiman sejarah situs
Sangiran ?
2. Apa saja jenis-jenis
manusia purba yang ditemukan di Sangiran ?
3. Mengapa Sangiran
dijadikan laboratorium penelitian manusia purba ?
C. Tujuan
Berdasarkan
dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapatlah dirumuskan
tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui sejarah situs Sangiran.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran.
3. Untuk mengetahui alasan Sangiran
dijadikan labratorium penelitian manusia purba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah situs Sangiran
Akhir abad ke-19, Eugene Dubois pernah
melakukan penelitian di Sangiran, namun tidak terlalu intensif, kemudian ia
memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area Sangiran, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang raksasa") oleh warga. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran.
B. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area Sangiran, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang raksasa") oleh warga. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran.
B. Jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran
1. Megantropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal
dari kata Megan = besar, Anthropus = manusia , Paleo = tua , Javanicus = dari
Jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Megantropus paleojavanicus adalah Manusia
tertua berbadan besar yang berasal dari Jawa. Ditemukan oleh seorang
berkebangsaan Belanda bernama Von koenigswald di Daerah Sangiran, Jawa tengah antara
1936-1941 pada lapisan bawah (Plestosen bawah ) dan diperkirakan hidup 1-2 juta
tahun yang lalu.
ciri-cirinya :
Memiliki tulang pipi yang tebal
- Memiliki otot kunyah yang kuat
- Memiliki tonjolan kening yang mencolok
- Memiliki tonjolan belakang yang tajam
- Tidak memiliki dagu
- Memiliki perawakan yang tegap
2.Pithecanthropus
soloensis

3. Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan
tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi
Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus).
C. Sangiran sebagai laboratorium penelitian manusia
purba
Sangiran
dijadikan laboratorium penelitian manusia purba dikarenakan banyak penemuan
manusia purba jenis Pithecantropus Erectus, dan ditemukan fosil peninggalan
manusia purba dari 2,4 juta tahun silam. Tak hanya fosil manusia, tapi juga
fosil berbagai binatang, alat produksi yang digunakan dan sebagainya. Hal ini
berbeda dengan situs-situs manusi purba di Cina seperti Zhudian, Yuanmo dan
Longhupa yang hanya menyajikan peninggalan purba kurang dari dua juta tahun. dan oleh karena itu didirikan museum purbakala
Sangiran, Sangiran telah diakui oleh dunia sebagai situs penelitian manusia
purba terlengkap oleh UNESCO. Tidak menutup kemungkinan Sangiran masih mengubur
fosil-fosil manusia, itulah sebab Sangiran dijadikan laboratorium penelitian
manusia purba.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
:
1.
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia. Sangiran terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km
(tepatnya di desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
2.
Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di
Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List
(Warisan Budaya Dunia).
SARAN
Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus tetap
menjaga penemuan-penemuan purbakala baik yang berada di daerah kita maupun di
daerah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar